Gambar 1. Hutan Mangrove
(Sumber : www.google.com)
Hutan
mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau
tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari
ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai
sistem perakaran yang menonjo yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem
perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin
oksigen atau bahkan anaerob. Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi
beberapa satwa liar yang diantaranya terancam punah, seperti harimau
sumatera (Panthera tigris sumatranensis),
bekantan (Nasalis larvatus), wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus
nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus, dan tempat
persinggahan bagi burung-burung migran. Namun dalam pertumbuhannya mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu :
1. Fisiografi pantai (topografi)
2. Pasang (lama, durasi, rentang)
3. Gelombang dan arus
4. Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin)
5. Salinitas
6. Oksigen terlarut
7. Tanah
8. Hara
Faktor-faktor lingkungan tersebut diuraikan sebagai
berikut :
1. Fisiografi pantai
Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi,
distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pada pantai yang landai, komposisi
ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal.
Hal ini disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk
tumbuhnya mangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar.
Pada pantai yang terjal komposisi, distribusi dan lebar hutan mangrove lebih
kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove untuk tumbuh.
2. Pasang
Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat
menentukan zonasi tumbuhan dan komunitas hewan yang berasosiasi dengan
ekosistem mangrove. Secara rinci pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove
dijelaskan sebagai berikut:
- Lama pasang :
1. Lama
terjadinya pasang di kawasan mangrove dapat mempengaruhi perubahan salinitas
air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan
menurun pada saat air laut surut
2. Perubahan
salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya pasang merupakan faktor
pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal.
3. Perpindahan
massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal
organisme
- Durasi pasang :
1. Struktur dan
kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi
diurnal, dan campuran akan berbeda.
2. Komposisi
spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau
frekuensi penggenangan. Misalnya : penggenagan sepanjang waktu maka jenis
yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis Bruguiera serta Xylocarpus
kadang-kadang ada.
- Rentang pasang (tinggi pasang):
1. Akar tunjang
yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi pada lokasi yang
memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya
2. Pneumatophora
Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang
yang tinggi.
3. Gelombang dan Arus
1. Gelombang
dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem mangrove. Pada
lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup besar biasanya hutan
mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan.
2. Gelombang
dan arus juga berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies misalnya buah
atau semai Rhizophora terbawa gelombang dan arus sampai menemukan substrat yang
sesuai untuk menancap dan akhirnya tumbuh.
3. Gelombang
dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan
padatan-padatan pasir di muara sungai. Terjadinya sedimentasi dan
padatan-padatan pasir ini merupakan substrat yang baik untuk menunjang
pertumbuhan mangrove
4. Gelombang
dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik melalui transportasi
nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut. Nutrien-nutrien yang berasal
dari hasil dekomposisi serasah maupun yang berasal dari runoff daratan dan
terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada
saat surut.
4. Iklim
Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan
faktor fisik (substrat dan air). Pengaruh iklim terhadap pertimbuhan mangrove
melalui cahaya, curah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
4.1 Cahaya
- Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik mangrove
- Intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis) pencahayaan mempengaruhi pertumbuhan mangrove
- Laju pertumbuhan tahunan mangrove yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya
- Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.
4.2 Curah hujan
- Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan mangrove
- Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah
- Curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun
Suhu
- Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi)
- Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20C dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang
- Rhizophora stylosa, Ceriops, Excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28C
- Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27C, dan Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26C
4.3 Angin
- Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus
- Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan mangrove
5. Salinitas
1. Salinitas
optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ppt
2. Salinitas
secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal
ini terkait dengan frekuensi penggenangan
3. Salinitas
air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang
4. Salinitas
air tanah lebih rendah dari salinitas air
6. Oksigen Terlarut
1. Oksigen
terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi
yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya.
2. Oksigen
terlarut juga penting dalam proses respirasi dan fotosintesis
3. Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang
hari dan kondisi terendah pada malam hari
7. Substrat
1. Karakteristik
substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove
2. Rhizophora
mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan
berlumpur
3. Avicennia
marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir
4. Tekstur dan
konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan Misalnya jika
komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka
tegakan menjadi lebih rapat
5. Konsentrasi
kation Na>Mg>Ca atau K akan membentuk konfigurasi hutan Avicennia/Sonneratia/Rhizophora/Bruguiera
6. Mg>Ca>Na
atau K yang ada adalah Nipah
7. Ca>Mg, Na
atau K yang ada adalah Melauleuca
8. Hara
Unsur hara yang terdapat di ekosistem mangrove terdiri
dari hara inorganik dan organik.
1. Inorganik : P,K,Ca,Mg,Na
Organik : Allochtonous dan Autochtonous
(fitoplankton, bakteri, alga)
Peran dan manfaat hutan mangrove :
Ø
pelindung alami yang paling kuat dan praktis untuk
menahan erosi pantai.
Ø
menyediakan berbagai hasil kehutanan seperti kayu
bakar, alkohol, gula, bahan penyamak kulit, bahan atap, bahan perahu, dll.
Ø
mempunyai potensi wisata
Ø
sebagai tempat hidup dan berkembang biak ikan, udang,
burung, monyet, buaya dan satwa liar lainnya yang diantaranya endemik.
Untuk kembali pada blog pertama dengan
judul terumbu karang akan dijelaskan oleh teman saya di:
Sumber :
Oleh :
kelompok
8
Megawati 230210100003
Yudistira
Tri A 230210100007
Hasnul fikri 230210100018
Hasnul fikri 230210100018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar